studio stores

studio stores adalah program ekonomi mandiri, berupa pendirian perusahaan yang bergabung dengan piknikproject, program yang telah berhasil dibangun adalah endonesie skateshop | father monster store | bandit tattoo studio | ixvi cubed store | paviliun kreatif

kerjasama bisnis

bukan saja kamu bisa belanja, tapi juga bisa bekerjasama dalam upaya penjualan produk kreatif dengan kami

urban products

salah satu kepentingan kami adalah upaya pengembangan kreatifitas ekonomi urban, memproduksi, labelisasi, dan mendistribusikannya, bahkan sekala kecil sekalipun

segmentasi kegiatan

ekonomi kecil kreatif mulai dari street skate, musik, clothing industri, clothing distribusi, pameran karya seni, pameran produk, workshop, pertunjukkan kecil dan diskusi perubahan

bekerja sambil belajar

salah satu motto kami adalah bekerja sambil belajar, maka bekerjalah bersama kami untuk membangun hidup lebih baik, mengambil resiko-resiko terbaik, dan bergandengan tangan untuk melakukan upaya-upaya terbaik dalam hidup.

Saturday, December 31, 2011

Jadwal Program Jaf TV




JAF TV, PAREUMAN BAE !
Siang mulai bersenyawa bersama karbondioksida sisa pembakaran Mesin Bormil Pabrik Genteng dibelakang kantor Jaf yang menusuk hidung dan bikin dehidrasi juga noisetheraphy sekian desibel. Rutinitas di kantor Jatiwangi art factory, pagi, siang sore, juga tentatif kapan saja sesuka hati. Sambil mempersiapkan buat penutupan Village Video Festival 2011, Tipi Program. Tapi Alhamdulillah, Mesin Bormil berhenti, mungkin mau goyang dulu. Tadi malam jam setengah sepuluh abis nonton bareng Kick Andy di Metro TV yang mengundang “The Good Manners”, kelompok musik tanah dari departemen musik keramik Jatiwangi art factory. Ada Tedi, Iyang dan Aaf yang tampil dalam program tersebut, shootingnya dari minggu kemaren tapi baru ditayangkan minggu ini. Tapi sayang obrolan si Andy sama si Tedi dan si Iyang itu banyak yang di-Cut, mungkin karena mereka melakukan Kick Balik terhadap pertanyaan-pertanyaan Kick-nya si Andy tersebut, atau kata Pak Wawan Husin sih mungkin karena durasi yang terlalu panjang, cring. Penonton kecewa (khususnya yang nonton semalam di Jaf Gallery pake infokus Gerobak Bioskop). Tapi jangan khawatir teuman-teuman, kita punya stasiun tipi baru di Desa Jatisura, namanya Jaf TV. Bergembiralah...
Stasiun TV yang dipersiapkan spesial melalui Village Video Festival 2011, buat Warga Desa Jatisura khususnya, oleh para seniman muda dan para “Jagoan” Video dari Indonesia dan Singapore, yang selama dua minggu ini mereka tinggal di lima Dusun di Desa Jatisura ini dan bekerja bersama para remaja, ibu-ibu, bapa-bapa, aparatur desa, dan kawan-kawan, memetakan masalah-masalah yang ada di lima dusun tersebut lewat medium Video.
Ada Oomleo dari Ruangrupa; organisasi nirlaba yang bergiat mendorong kemajuan gagasan seni rupa dalam konteks urban dan lingkup luas kebudayaan, khususnya video. Oomleo bikin Program “Kembang Desa Jatisura”, semacam kontes pemilihan putri kecantikan dari 5 Dusun di Desa Jatisura, Ada Eka dari Dusun Manis, Neti dari Dusun Pahing, Iros dari Dusun Pon, Widya dari Dusun Kliwon dan Rina dari Dusun Wates. Nanti mereka akan dipilih oleh warga Desa Jatisura melalui sistem polling yang disiarkan di Jaf TV berulang-ulang. Sekarang ini banyak orang yang pengen “Masuk Tipi”, khususnya generasi muda, susah payah ikut kontes-kontes pencarian bakat, dll., tapi di Jaf TV semua orang bisa masuk tipi dengan mudah. Masyarakat Jatisura sudah memasuki sebuah era Video, dimana pemanfaatan teknologi audio visual yang sudah sedemikian terbuka, jadi tida ada lagi kecanggungan dan sekedar menjadi penonton, tapi juga mulai terpacu untuk ikut berpartisipasi di dunia teknologi audio visual menurut Oomleo.
Kemudian ada Prilla Tania, seniman video dari bandung, yang tergabung dalam kolektif Videobabes, Pilla adalah nama akrabnya. Sejak tahun 2007 Pilla tertarik dengan persoalan lingkungan hidup, bagamana manusia hidup dengan lingkungan sekitarnya. Pilla tinggal dirumah Paul.is di Dusun Pon dan bikin produksi iklan layanan masyarakat tentang sampah, pengelolaan, pemisahan, bank sampah, dll. “Saya sangat berharap tayangan-tayangan yang kami buat dapat terus mengingatkan warga untuk menjaga kebersihan sehingga Jatisura bisa menjadi desa yang lebih nyaman. Mudah-mudahan warga akan terus ingat untuk membuang sampah pada tempatnya.” Kata Pilla.
Ada Forum Lenteng, Forum Lenteng adalah organisasi nirlaba dari Jakarta yang bekerja dengan merangkum serta mendata aspek-aspek sosial dan budaya yang mencakup kesejarahan dan kekinian di dalam kerangka kajian yang sejalan dengan perkembangan jaman dengan mengadakan pendekatan solusif bagi keberagaman permasalahan sosial dan budaya di Indonesia serta dunia internasional. Mahardika Yudha dan Mohammad Fauzi dari Forum Lenteng bikin program yang berjudul “Warung Kopi” yang merupakan program diskusi atau ngariung di sebuah warung kopi yang merespon kehadiran berita-berita politik melalui media video. Program ini menjadi salah satu cara bagi publik untuk menyalurkan pendapatnya tentang informasi-informasi yang tersebar di wilayahnya melalui berbagai macam saluran atau kanal-kanal distribusi video. Warung kopi sendiri telah menjadi icon bagi berbagai kalangan sebagai ruang untuk membicarakan isu-isu politik. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga terjadi di belahan dunia yang lain. Warung kopi menjadi tempat bagi publik untuk bertatap muka, bersentuhan, dan berbicara dengan intim melalui pengalaman-pengalaman pribadinya. Episode kali ini membicarakan tentang Obama.
Lalu ada Serrum dari Jakarta. Serrum berasal dari kata Share dan Room yang berarti ruang berbagi. Serrum dibentuk atas dasar kebutuhan berbagi ruang kreatif di dunia seni rupa, anggota serrum kebanyakan adalah sarjana pendidikan senirupa yang bikin metode pembelajaran kreatif lewat medium video. Serrum bikin Program “How To”, video tentang bagaimana caranya membuat sesuatu. Metode ini yang dipakai serrum dalam proses mengajar sehingga lebih memudahkan guru untuk menjelaskan, dan murid juga lebih cepat menangkap apa yang hendak disampaikan oleh guru karena mereka melihat tayangan audio visual yang lebih cepat dicerna ketimbang penjelasan dari guru yang imajinatif. Serrum bikin program How To bikin kerupuk lele, bikin batik ikat celup, bikin terompet tahun baru dari daun kelapa, bikin segel genteng, dan bikin WC sederhana. Yang paling menarik adalah yang Ho To bikin WC sederhana, karena di Jatisura ternyata masih ada Fenomena “Dolbon” atau modol di kebon (buang air besar di kebun). Pada beberapa kasus diare salah satunya diakibatkan oleh kegiatan dolbon tersebut. Oleh karena itu, pak ala selaku kepala umum jatisura mempunyai ide bagaimana membuat wc yang murah, dan efisien bagi warga. Ide pak ala disambut oleh pak aceng dan pak rw, yang kemudian serrum diberi kesempatan untuk meliput kegiatan mereka di dalam membuat wc sederhana di blok kliwon. Kegiatan pembuatan wc tersebut berhasil dengan pengeluaran dana yang minim,yaitu 250.000 rupiah, dan banyak warga yang akhirnya ingin juga membuat sebuah wc yang memang murah,efisien, dan sehat, agar para warga tidak lagi melakukan kegiatan dolbon itu lagi. SAY NO TO DOLBON !
Dan ada Kampung Halaman; organisasi non profit yang mendorong penguatan peran remaja dalam komunitas melalui program pendidikan popular berbasis komunitas. Kampung halaman mengajak remaja-remaja dari dusun manis melakukan riset tentang lingkungan dan memahami strategi membuat media kampanye yang efektif. Para remaja yang berjumlah sekitar 20 orang, dibuat menjadi dua kelompok kemudian tiap kelompok membuat 2 video tentang Dusun Manis, yaitu “Cita-cita ku, Sekolah atau Bekerja” Berkisah tentang Ucu ikut membantu teman sebaya-nya yang bekerja di Jebor. Ucu binggung kenapa Maman tidak bersekolah saja. Padahal bekerja sebagai buruh jebor itu sangat melelahkan. Ucu menyarankan untuk melanjutkan sekolah jika sudah ada biaya. Di Dusun Manis ada 27% anak Remaja berusia 13-18 tahun yang tidak melanjutkan sekolah dikarenakan faktor ekonomi dan malas. Yang kedua “Kukulibekan Ala Si Manis” ceritanya tentang banyak hal yang ida temukan di dusun Manis. Sejaran blok Manis, ada pembuat Pandai Besi yang masih menggunakan cara tradisonal, ada juga tentang nenek tua yang masih gigih berjualan dan makanan khas dan populer di Jatisura. Dua Video ini mencerminkan Remaja bagian dari masyarakat dan mencerminkan Desa Manis itu sendiri. Memberitahukan masyrakat hal-hal kecil yang banyak masyarakat belum ketahui. Lewat medium Video ini Remaja menjadi melek media dan bisa memanfaatkan media disekitar mereka seperti Televisi untuk menyampaikan informasi.
Terakhir ada Ghazi Alqudcy danEzzam Rahman yang telah berkolaborasi membuat video sejak tahun 2005. Karya mereka mengangkat tentang isu-isu sosial di Singapura. Kepuasan mereka dalam membuat karya datang dari reaksi berbagai lapisan masyarakat sekitar. Pada Village Video Festival tahun ini, mereka berharap bisa membagikan ide-ide gila mereka untuk ditertawakan bersama penonton, sekaligus menjadi refleksi bagi diri mereka sendiri maupunorang lain. Pada hari pertama Ghazi danEzzam mengenal warga, merekatertarik pada foto keluarga yang terpampang hampir ditiap rumah. Selain menjadi sebuah dokumentasi, ternyata foto keluarga seperti menjadi sebuah simbol bagaimana berharganya sebuah kehangatan keluarga bagi para warga dusun wates. Karena Foto adalah inspirasi utama mereka, maka Ghazi danEzzam memutuskan untuk membuat sebuah workshop yang mengajarkan warga bagaimana caranya melukis foto keluarga. Lukisan ini nantinya akan dipasang menjadi bendera di dusun wates. Setelah itu mereka mencoba merangkum beberapa keluarga yang menarik di desa ini untuk "dipotret" (melalui video) menjadi sebuah dokumentasi yang merefleksikan waktu dan bagaimana berharganya keluarga mereka. Ghazi percaya bahwa seratus tahun kemudian dokumentasi sekecil apapun akan menjadia arsip yang sangat berharga bagi sebuah negara.
Selamat Menonton,
Pareuman Bae !
Jadwal Program Jaf  TV
Program Termin 1 (14.00 - 18.00)
Workshop KPID
Jalan-jalan Dusun Pon
Jalan-jalan Dusun Pahing
Jalan-jalan Dusun Manis
Workshop Jurnalistik TV
Jalan-jalan Dusun Kliwon
Jalan-jalan Dusun Wates
Wawar Pembukaan (Tipi Paporit)
Persiapan Opening
Opening Foto
Pembukaan VVF (Pendek)
Pembukaan VVF (Panjang)
Kurator Ngobrol
VVF 20 Desember (Serrum – Forum Lenteng)
VVF 20 Desember (Prilla Tania)
VVF 20 Desember (Kampung Halaman)
Workshop Oomleo
VVF 21 Desember (Prilla Tania)
Workshop Krisna Murti
VVF 22 Desember
Workshop Pengolahan Sampah Plastik
VVF 23- 24 Desember (Serrum)
Workshop Prilla Tania - 23 Desember
VVF 24 Des - Forum Lenteng
VVF 25 Des - Workshop Ghazi Ezzam
VVF 25 Des - Serrum Produksi
Jaf TV Dokumen
Video / Film
“Hari dimana kau mengajariku sesuatu” Ghazi Alqudcy & Ezzam Rahman
“Cita-citaku…” Kampung Halaman
Film Dusun Manis
“Kampanye Bank Sampah” Prilla Tania
“Sanggar Cerita” Prilla Tania
“Kembang Desa” Oomleo
Forum Lenteng
Iklan
“Keresek” Prilla Tania
“Buang Sampah”
“Pemisahan Sampah”
ILM Jatisura
ILM Burujul 1
ILM Burujul 2
ILM Loji Leweungede
ILM Sutawangi
Masak
“Dapur Jatisura” Serrum
“Sangu Asak Surak” Prilla Tania
How To
Tie Dye
Terompet
Segel Genteng
WC Murah & Sederhana
Program Termin 2 (18.00-19.00)
Waktu Sholat Maghrib (Pareuman Tipi)
Iklan Program
Video Music “Oomleo - Nyamuk”
Video Music “Oomleo - Jatiwangi”
Program Termin 3 (19.00-21.00)
Waktu Sholat Isya (Pareuman Tipi)
Bumper VVF
Bumper Pembukaan Foto
Iklan Jadwal Program
Kurator Bicara
ILM Jatisura Angkat Kursi
Workshop Kampung Halaman
Iklan Buang Sampah
Sangu Asak Surak
Dapur Jatisura
Iklan Keresek
Lagu Bentang Anak
Workshop Portrait Ghazi Ezzam
Sanggar Cerita
Lagu Tv Anak2
How To Membuat Terompet
How To Tie Dye
Photo Story Sunday Morning
Lagu Tanah Liat Anak-anak
Iklan Keresek
Bumper VVF
Bumper Jadwal
Film Ghazi Ezzam
Film Manis
Cerita Dari Jatiwangi (Forum Lenteng)
Lagu Jatiwangi Oomleo
Video Manis
Profil Pak Dalang
Bumper
Iklan Keresek
Kampanye Bank Sampah
How To Daur Ulang Sampah Plastik
Iklan Keresek Bapak-bapak
Iklan Pemisahan Sampah
Talkshow Politik
How To MCK
Iklan Buang Sampah
How To Segel Genteng
Iklan Buang Sampah Mang Adeng
Bumper VVF Olegun
Bumper Jaf TV
Ucapan Terimakasih Seniman
Ucapan Selamat Tahun Baru
Pidato Penutupan
Pesta Tanah People Clay

Thursday, December 29, 2011

Bajuku Untukmu

Program Komunitas Twitter di Cirebon di akhir tahun, "BAJUKU UNTUKMU" Berupa Pengumpulan Baju Layak Pakai Segala Usia untuk disalurkan ke warga Cirebon yg membutuhkan.
Pengumpulan Baju dilaksanakan pada hari Sabtu 31 Des 2011 Jam 14.00-17.00 di depan SMAN 2 Cirebon Jl. Cipto .

Supported by :
Twitter @aboutcirebon @soalcirebon @faktacirebon @nuansaradio @cirebonguyon @JurnalisCRB @bebasancirebon @madrid_crb @cirebonnews @hororcirebon @lapakcrb @piknikproject

Sunday, December 18, 2011

Pembukaan Village Video Festival 2011




Pembukaan Village Video Festival di Jebor (Pabrik Genteng) samping Jatiwangi art factory yang disulap menjadi Gedung Bioskop pura-pura Twenty Seven. Menampilkan sejumlah tayangan TV yang berebutan memikat hati para pemirsanya dalam Screen dengan layer yang betumpuk di dinding, atap dan rak Jebor, dengan suara desibel yang bersahutan sehingga menimbulkan noise yang berlebihan. Tapi ada TV kardus yang bermerk; Panasnich, Tosibak, Tony, Phipis, Samsul, Sibanyo, dkk ikut juga meramaikan dengan siaran TV alternatifnya.

Dihadiri oleh para partisipan; Oomleo - Ruangrupa, Prilla Tania, Muhamad Fauzi - Forum lenteng, Nur Wucha Wulandari & Rina Amalia Budiati - Kampung Halaman, M Sigit Budi & Sigit Wijaya - Serrum, juga ada Eko Harsoselanto Kampung halaman, Atieq SS Listyoati, Camat Jatiwangi, Kapolsek Jatiwangi, Polres Majalengka, Kuwu dan Kadus Desa Jatisura, Warga Jatiwangi, Dika Nurhasanah, Buana Foundation, Bang Mail, Media Centre Desa Loji, Desa Leueunggede, Desa Burujul Wetan, gerombolan Sundayscreen, Jatiwangi art factory dan para pemirsa lainnya yang ikut hadir dengan gembira.

Tuesday, December 13, 2011

Village Video Festival 2011



Siaran Pers
Village Video Festival 2011
The 3rd International Video Residency Festival
18-31th December 2011

>>Pendahuluan
Vilage Video Festival diselenggarakan oleh Jatiwangi art Factory (jatiwangi) dan Sunday Screen Bandung. Sebuah festival video international yang mengundang seniman video, filmaker, atau bidang profesi lain-yang menggunakan medium audio visual dalam pendekatannya-- untuk tinggal selama 2 minggu dan bekerjasama dengan warga desa. Melakukan pemetaan potensi, masalah, riset kewilayahan dan kemungkinan-kemungkinan lainnya yang dapat dilakukan bersama, untuk kemudian mempresentasikannya dalam bentuk video.

Pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009 oleh Sunday Screen bekerjasama dengan Jatiwangi art Factory di Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka dengan nama Village Film Festival. Sunday Screen melakukan residensi selama 2 minggu di lima dusun di Desa Jatisura, yakni: Dusun Pon, Dusun Pahing, Dusun Manis, Dusun Kliwon, dan Dusun Wates, bekerja bersama warga membuat sebuah film. Pada tahun 2010 Village Film Festival melibatkan 4 participant dari 4 Negara, yakni: Brazil, Taiwan, Inggris, dan Jepang mereka kemudian disebar ke 4 Desa dan tinggal dirumah penduduk selama 2 minggu untuk kemudian berinteraksi dan berkolaborasi dengan warga desa, memetakan masalah dan mengeksekusinya dengan membuat sebuah film.

Tahun ini Village Film Festival coba bertransformasi menjadi Village Video Festival, karena video dirasa lebih representatif dan leluasa dalam menjelaskan sesuatu ketimbang film, cakupannya bisa video iklan layanan masyarakat, video profile desa, film, animasi, dokumenter, video art, dll. Bekerjasama dengan ruangrupa, Village Video Festival 2011 melibatkan 6 partisipan yang hampir semuanya mewakili komunitas seni yang bekerja lewat medium  video.

>>Format dan Konsep
Village Video festival kali ini akan melibatkan lima dusun di Desa Jatisura, Jatiwangi. Dusun tersebut adalah : Manis, Pon, Pahing, Kliwon, dan Wates. Pada tahun ini, VVF memilih “TV PROGRAM” sebagai tema besarnya. Tema ini diangkat karena informasi dari televisi merupakan satu-satunya hiburan alternatif bagi warga desa pada umumnya. Televisi  menjadi jendela bagi masyarakat desa untuk melihat dunia luar.  Beberapa televisi menyajikan informasi yang menyebabkan kepanikan masal, sehingga para pemirsa tidak diberikan kesempatan untuk berpikir jernih dan berkonsentrasi pada kehidupan mereka sehari-hari. Disadari atau tidak, ini membuat masyarakat menjadi konsumtif.  Festival ini dapat menjadi sarana berlatih masyarakat desa yang berada dalam kondisi panik terhadap informasi, pencitraan dan iklan dengan menjadi subjek yang memproduksi informasi.  Festival ini dirancang bukan untuk melawan televisi, tetapi untuk memilah informasi dan mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari.

Partisipan akan  disebar ke beberapa dusun berbeda, dan melakukan residensi selama dua minggu. Para partisipan ini akan menetap di rumah warga.  Dan pada akhirnya akan membuat karya kolaboratif yang berupa TV Program bersama warga dan pemerintahan desa.

Dalam festival ini, warga desa bisa menjadi partner dalam menyusun ide, menyuplai isu atau bahkan pemeran dalam TV Program yang akan dibuat nanti. Karena video ini diproduksi di tempat masyarakat itu tinggal, video ini akan menjadi sebuah cara untuk mengarsipkan kehidupan desa.

>>Partisipan
FORUM LENTENG (Jakarta)
Organisasi nirlaba egaliter sebagai sarana pengembangan studi sosial dan budaya. Forum Lenteng berdiri sejak tahun 2003 yang didirikan oleh mahasiswa (ilmu komunikasi/jurnalistik), pekerja seni, periset dan pengamat kebudayaan — untuk menjadi alat pengkajian berbagai permasalahan budaya dalam masyarakat, guna mendukung dan memperluas peluang bagi terlaksananya pemberdayaan studi sosial dan budaya Indonesia. Forum Lenteng bekerja dengan merangkum serta mendata aspek-aspek sosial dan budaya yang mencakup kesejarahan dan kekinian di dalam kerangka kajian yang sejalan dengan perkembangan jaman dengan mengadakan pendekatan solusif bagi keberagaman permasalahan sosial dan budaya di Indonesia serta dunia internasional. Salah satu medium yang digunakan Forum Lenteng adalah medium audio visual (film dan video).
forumlenteng.org

GHAZI ALQUDCY & EZZAM RAHMAN (Singapura)
Ghazi merupakan filmmaker dari Singapura yang terus coba mengekspolarasi media audio visual lewat film-film fiksi. Salah satunya adalah film yang ia buat bersama warga desa Loji di Jatiwangi pada Jatiwangi artist in Residence Festival. Ia coba mengadaptasi cerita teater untuk sekolah yang dibuat oleh guru-guru desa loji menjadi sebuah film pendek yang apik. Dalam festival kali ini Ghazi akan berkolaborasi dengan Ezzam Rahman. Seniman kontemporer Singapore yang kerap memanfaatkan media-media sederhana untuk kemudian menjadi seni instalasi yang selain menarik, juga fungsional.

KAMPUNG HALAMAN (Jogyakarta)
Didirikan pada April 2006, Kampung Halaman adalah organisasi non profit yang mendorong penguatan peran remaja dalam komunitas melalui program pendidikan popular berbasis komunitas.  Kampung Halaman kerap membuat film kolaborasi bersama kelompok remaja dalam menjelaskan konteks besar persoalan remaja. Baru-baru ini Kampung halaman mendapat penghargaan dari National Art and Humanities Youth Award untuk kontribusi yang mereka lakukan terhadap dunia remaja. Sebuah pengakuan dunia untuk suara remaja dimanapun, terutaman di Indonesia.
kampunghalaman.org

OOMLEO (Jakarta)
Narpati Awangga atau lebih dikenal Oomleo adalah seniman anti sambal penggemar pixelart, ekstensi.gif, minyak tawon dan bedak purol. Bekerja di ruangrupa sebagai seniman new media dan tukang web, juga penyiar di oz radio jakarta dan personil band elektronik pop goodnight electic. Karyanya identik dengan pendekatan-pendekatan yang humoris dan mengganggu.
oomleo.com

PRILLA TANIA (Bandung)
Prilla Tania atau akrab dipanggil pila adalah seniman video perempuan kekinian yang cukup ternama. Lulusan FSRD ITB tahun 2001 ini banyak mengikuti pameran dan residensi di berbagai negara, tapi saat ini prilla lagi senang berkebun. Prilla sering menggunakan animasi stop-motion yang sederhana dalam karya videonya dengan berbagai medium lain yang sering dijumpai dalam keseharian seperti kain, kertas, kapur, tanah liat, instalasi, fotografi, performance, dll. Prilla pernah mengikuti Jatiwangi Artists in Residency Festival 2010 di Jatiwangi, membuat peta desa dari limbah tekstil dan workshop video bersama anak-anak dan ibu-ibu.

SERRUM (Jakarta)
Serrum adalah sebuah organisasi nirlaba yang terdiri dari guru dan seniman yang bergerak dalam lingkup sosial-pendidikan melalui medium seni rupa khususnya video. Pernah terlibat dengan ruangrupa sebagai mentor dalam program workshop OK Video Militia 2007 di Jatiwangi.
serrum.org

>>Program
GEROBAK BIOSKOP
Pemutaran Video di 5 Dusun, Desa Jatisura
10-15 Desember 2011

PUBLIC WORKSHOP
“Memeriksa Gizi Televisi” bersama Nursyawal KPID JAWA BARAT
13 Desember 2011
15.00 WIB s/d Selesai
“Jurnalistik TV” bersama Jenny
14 Desember 2011
15.00 WIB s/d Selesai
 “Seni Merekam Video” bersama Reza Afisiana “Asung”
16  Desember 2011
15.00 WIB s/d Selesai

OPENING CEREMONY
18 December 2011
19.00 WIB s/d Selesai

CURATORS TALK
19 December 2011
19.00 WIB s/d Selesai
Presentasi mengenai format dan konsep festival kepada seniman.  Disertai  dengan presentasi tentang Desa Jatisura, baik potensi, permasalahan, juga isu yang sedang menjadi konsentrasi.  

ARTIST TALK
20 – 22 December
19.00 WIB s/d Selesai
Dalam program ini kami meminta seniman membawa satu program tv, baik program tv yang dianggap ideal atau sebaliknya. Untuk kemudian dipresentasikan kepada warga.

OBSERVASI
20-21 December
Setiap partisipan akan diajak untuk mengobservasi dusun tempat mereka tinggal. Melakukan pemetaan potensi, isu, ide, juga masalah sebagai data awal melakukan kerja kolaboratif.

WORKSHOP BERSAMA SENIMAN
23-25 December 2011
Setiap partisipan diminta untuk memberikan workshop berkaitan dengan video. Untuk metode dan bentuk workshopnya kami serahkan sepenuhnya pada partisipan.

PRODUKSI
23-30 December 2011
Proses produksi program televisi yang dibuat warga bersama partisipan

FORUM 27an TUJUAN NONTON TV
27 December 2011
Program diskusi publik yang rutin dilakukan Jatiwangi art Factory setiap bulan. Forum 27an kali ini akan coba mereview kerja-kerja apa saja yang telah dilakukan warga bersama seniman selama festival. 

SCREENING
31 December 2011
Penayangan seluruh program tv yang telah di buat selama festival.

>>Penyelenggara

Jatiwangi art Factory (JaF) adalah sebuah organisasi nirlaba yang fokus terhadap kajian kehidupan lokal pedesaan lewat kegiatan seni dan budaya seperti; festival, pertunjukan, seni rupa, musik, video, keramik, pameran, residensi seniman, diskusi bulanan, siaran radio dan pendidikan.

Sunday Screen merupakan kelompok kerja bersama dari Bandung yang fokus pada pengembangan scene video lewat riset dokumentasi, penelitian, media literacy, proyek seni dan workshop.



Jatiwangi art factory
Jl. Makmur 604. Jatisura. Jatiwangi. 45454.
Majalengka. Jawa Barat . Indonesia.

Friday, December 9, 2011

Rapat Village Video Festival 2011



Rapat pertama untuk Village Video Festival 2011, bersama warga Desa Jatisura, Kepala Dusun, Guru, tokoh masyarakat dan Pak Camat Jatiwangi. Bertempat di Jaf Gallery pada tanggal 07 Desember 2011, pukul 19.00-selesai.