Siaran Pers
Village Video Festival 2011
The 3rd International Video
Residency Festival
18-31th December 2011
>>Pendahuluan
Vilage Video Festival diselenggarakan oleh Jatiwangi
art Factory (jatiwangi) dan Sunday Screen Bandung. Sebuah festival video
international yang mengundang seniman video, filmaker, atau bidang profesi
lain-yang menggunakan medium audio visual dalam pendekatannya-- untuk tinggal selama
2 minggu dan bekerjasama dengan warga desa. Melakukan pemetaan potensi,
masalah, riset kewilayahan dan kemungkinan-kemungkinan lainnya yang dapat
dilakukan bersama, untuk kemudian mempresentasikannya dalam bentuk video.
Pertama
kali diselenggarakan pada tahun 2009 oleh Sunday Screen bekerjasama
dengan Jatiwangi art Factory di Desa
Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka dengan nama Village
Film Festival. Sunday Screen
melakukan residensi selama 2 minggu di lima dusun di Desa Jatisura, yakni: Dusun Pon, Dusun Pahing, Dusun Manis,
Dusun Kliwon, dan Dusun Wates, bekerja bersama warga membuat sebuah film. Pada tahun 2010 Village Film
Festival melibatkan 4 participant dari 4 Negara, yakni: Brazil, Taiwan,
Inggris, dan Jepang mereka kemudian disebar ke 4 Desa dan tinggal dirumah
penduduk selama 2 minggu untuk kemudian berinteraksi dan berkolaborasi dengan
warga desa, memetakan masalah dan mengeksekusinya dengan membuat sebuah film.
Tahun ini Village Film Festival coba bertransformasi
menjadi Village Video Festival, karena video dirasa lebih representatif dan
leluasa dalam menjelaskan sesuatu ketimbang film, cakupannya bisa video iklan
layanan masyarakat, video profile desa, film, animasi, dokumenter, video art,
dll. Bekerjasama dengan ruangrupa, Village
Video Festival 2011 melibatkan 6 partisipan yang hampir semuanya mewakili
komunitas seni yang bekerja lewat medium
video.
>>Format
dan Konsep
Village Video festival kali ini akan melibatkan lima dusun di Desa Jatisura, Jatiwangi. Dusun tersebut adalah : Manis, Pon, Pahing, Kliwon, dan Wates. Pada
tahun ini, VVF memilih “TV PROGRAM” sebagai tema besarnya. Tema ini diangkat
karena informasi dari televisi merupakan satu-satunya hiburan alternatif bagi
warga desa pada umumnya. Televisi menjadi
jendela bagi masyarakat desa untuk melihat dunia luar. Beberapa televisi menyajikan informasi yang
menyebabkan kepanikan masal, sehingga para pemirsa tidak diberikan kesempatan
untuk berpikir jernih dan berkonsentrasi pada kehidupan mereka sehari-hari.
Disadari atau tidak, ini membuat masyarakat menjadi konsumtif. Festival ini dapat menjadi sarana berlatih
masyarakat desa yang berada dalam kondisi panik terhadap informasi, pencitraan
dan iklan dengan menjadi subjek yang memproduksi informasi. Festival ini dirancang bukan untuk melawan
televisi, tetapi untuk memilah informasi dan mengetahui apa yang sebenarnya
dibutuhkan masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari.
Partisipan akan
disebar ke beberapa dusun berbeda,
dan melakukan residensi selama dua minggu. Para partisipan ini akan menetap di
rumah warga. Dan pada akhirnya akan membuat
karya kolaboratif yang berupa TV Program bersama warga dan pemerintahan desa.
Dalam festival ini, warga desa bisa menjadi partner
dalam menyusun ide, menyuplai isu atau bahkan pemeran dalam TV Program yang
akan dibuat nanti. Karena video ini diproduksi di tempat masyarakat itu
tinggal, video ini akan menjadi sebuah cara untuk mengarsipkan kehidupan desa.
>>Partisipan
FORUM LENTENG
(Jakarta)
Organisasi nirlaba egaliter sebagai sarana
pengembangan studi sosial dan budaya. Forum Lenteng berdiri sejak tahun 2003
yang didirikan oleh mahasiswa (ilmu komunikasi/jurnalistik), pekerja seni,
periset dan pengamat kebudayaan — untuk menjadi alat pengkajian berbagai
permasalahan budaya dalam masyarakat, guna mendukung dan memperluas peluang
bagi terlaksananya pemberdayaan studi sosial dan budaya Indonesia. Forum
Lenteng bekerja dengan merangkum serta mendata aspek-aspek sosial dan budaya
yang mencakup kesejarahan dan kekinian di dalam kerangka kajian yang sejalan
dengan perkembangan jaman dengan mengadakan pendekatan solusif bagi keberagaman
permasalahan sosial dan budaya di Indonesia serta dunia internasional. Salah
satu medium yang digunakan Forum Lenteng adalah medium audio visual (film dan
video).
forumlenteng.org
GHAZI ALQUDCY
& EZZAM RAHMAN (Singapura)
Ghazi merupakan filmmaker dari Singapura yang terus
coba mengekspolarasi media audio visual lewat film-film fiksi. Salah satunya
adalah film yang ia buat bersama warga desa Loji di Jatiwangi pada Jatiwangi
artist in Residence Festival. Ia coba mengadaptasi cerita teater untuk sekolah
yang dibuat oleh guru-guru desa loji menjadi sebuah film pendek yang apik.
Dalam festival kali ini Ghazi akan berkolaborasi dengan Ezzam Rahman. Seniman
kontemporer Singapore yang kerap memanfaatkan media-media sederhana untuk
kemudian menjadi seni instalasi yang selain menarik, juga fungsional.
KAMPUNG
HALAMAN (Jogyakarta)
Didirikan pada April 2006, Kampung Halaman adalah
organisasi non profit yang mendorong penguatan peran remaja dalam komunitas
melalui program pendidikan popular berbasis komunitas. Kampung Halaman kerap membuat film kolaborasi
bersama kelompok remaja dalam menjelaskan konteks besar persoalan remaja.
Baru-baru ini Kampung halaman mendapat penghargaan dari National Art and
Humanities Youth Award untuk kontribusi yang mereka lakukan terhadap dunia
remaja. Sebuah pengakuan dunia untuk suara remaja dimanapun, terutaman di
Indonesia.
kampunghalaman.org
OOMLEO
(Jakarta)
Narpati Awangga atau lebih dikenal Oomleo adalah
seniman anti sambal penggemar pixelart, ekstensi.gif, minyak tawon dan bedak
purol. Bekerja di ruangrupa sebagai seniman new media dan tukang web, juga
penyiar di oz radio jakarta dan personil band elektronik pop goodnight electic.
Karyanya identik dengan pendekatan-pendekatan yang humoris dan mengganggu.
oomleo.com
PRILLA TANIA
(Bandung)
Prilla Tania atau akrab dipanggil pila adalah seniman
video perempuan kekinian yang cukup ternama. Lulusan FSRD ITB tahun 2001 ini
banyak mengikuti pameran dan residensi di berbagai negara, tapi saat ini prilla
lagi senang berkebun. Prilla sering menggunakan animasi stop-motion yang
sederhana dalam karya videonya dengan berbagai medium lain yang sering dijumpai
dalam keseharian seperti kain, kertas, kapur, tanah liat, instalasi, fotografi,
performance, dll. Prilla pernah
mengikuti Jatiwangi Artists in Residency Festival 2010 di Jatiwangi, membuat
peta desa dari limbah tekstil dan workshop video bersama anak-anak dan ibu-ibu.
SERRUM
(Jakarta)
Serrum adalah sebuah organisasi nirlaba yang terdiri
dari guru dan seniman yang bergerak dalam lingkup sosial-pendidikan melalui
medium seni rupa khususnya video. Pernah terlibat dengan ruangrupa sebagai
mentor dalam program workshop OK Video Militia 2007 di Jatiwangi.
serrum.org
>>Program
GEROBAK BIOSKOP
Pemutaran Video di 5 Dusun, Desa Jatisura
10-15 Desember 2011
PUBLIC WORKSHOP
“Memeriksa Gizi Televisi” bersama Nursyawal KPID
JAWA BARAT
13 Desember 2011
15.00 WIB s/d Selesai
“Jurnalistik TV”
bersama Jenny
14 Desember 2011
15.00 WIB s/d Selesai
“Seni Merekam Video”
bersama Reza Afisiana “Asung”
16 Desember
2011
15.00 WIB s/d Selesai
OPENING CEREMONY
18 December 2011
19.00 WIB s/d Selesai
CURATORS TALK
19 December 2011
19.00 WIB s/d Selesai
Presentasi mengenai format dan konsep festival kepada
seniman. Disertai dengan presentasi tentang Desa Jatisura, baik
potensi, permasalahan, juga isu yang sedang menjadi konsentrasi.
ARTIST TALK
20 – 22 December
19.00 WIB s/d Selesai
Dalam program ini kami
meminta seniman membawa satu program tv, baik program tv yang dianggap ideal
atau sebaliknya. Untuk kemudian dipresentasikan kepada warga.
OBSERVASI
20-21 December
Setiap partisipan akan
diajak untuk mengobservasi dusun tempat mereka tinggal. Melakukan pemetaan
potensi, isu, ide, juga masalah sebagai data awal melakukan kerja kolaboratif.
WORKSHOP BERSAMA
SENIMAN
23-25 December 2011
Setiap partisipan diminta
untuk memberikan workshop berkaitan dengan video. Untuk metode dan bentuk
workshopnya kami serahkan sepenuhnya pada partisipan.
PRODUKSI
23-30 December 2011
Proses produksi program
televisi yang dibuat warga bersama partisipan
FORUM 27an “TUJUAN
NONTON TV”
27 December 2011
Program diskusi publik
yang rutin dilakukan Jatiwangi art Factory setiap bulan. Forum 27an kali ini
akan coba mereview kerja-kerja apa saja yang telah dilakukan warga bersama
seniman selama festival.
SCREENING
31 December 2011
Penayangan seluruh
program tv yang telah di buat selama festival.
>>Penyelenggara
Jatiwangi art Factory (JaF) adalah sebuah organisasi
nirlaba yang fokus terhadap kajian kehidupan lokal pedesaan lewat kegiatan seni
dan budaya seperti; festival, pertunjukan, seni rupa, musik, video, keramik,
pameran, residensi seniman, diskusi bulanan, siaran radio dan pendidikan.
Sunday
Screen merupakan kelompok kerja bersama dari Bandung yang fokus pada
pengembangan scene video lewat riset dokumentasi, penelitian, media literacy,
proyek seni dan workshop.
Jatiwangi art factory
Jl. Makmur 604. Jatisura. Jatiwangi. 45454.
Majalengka. Jawa Barat . Indonesia.