Semenjak Presiden Putin mengumumkan tentang Penggunaan Linux untuk
Pemerintah Rusia, isu politik dan pembangunan teknologi kembali
dimunculkan ke arena international, khususnya menindaklanjuti
kontroversi wikileaks. Semangat kebebasan yang di kedepankan para
aktivis free sources sesungguhnya adalah penolakan terhadap
kekuatan-kekuatan hegemoni. Artikel ini bermaksud mengurai bagaimana
politik dan pembangunan teknologi menjadi fenomena menarik di era
modern.
Oleh: Nofia Fitri
Kalau dengar atau lihat kata ‘pinguin’ apa sih yang pertama kali
terbesit dikepala kita? Pertama Antartica sinergi dengan dingin dan
salju. Sayang di Indonesia tidak ada salju. Silahkan ke Turki, di
Istanbul dan Ankara saljunya bisa diajak kompromi dengan suhu tubuh
orang Asia. Jadi jangan takut sakit seperti cerita kawannya Andrea
Hirata di Edensor yang dipulangkan dari studi masternya di Sorbone Paris
karena tak sanggup dengan cuaca dingin Eropa.
Kedua, sudah terraba pasti ‘stuck’ diotak kalian yang setiap harinya
berurusan sama komputer dan berjibaku dengan ratusan kode bahasa
pemrogaman, LINUX. Adalah Linus Torvalds, se-geek-geek nya manusia, si
pecinta games ‘Prince of Persia’ ini dianggap sebagai yang paling ‘geek’
alias uber-geek or biangnya geek diantara hackers jaman komputer masih
didominasi IBM dan belum ada istilah Pentium 1-4, etc. Intelnya Linus
waktu itu 80386 yang dioprek-oprek untuk menciptakan UNIX. Akhirnya
sampailah LINUX sebagai sahabat setia para pecinta open-source. Cerita
dari UNÄ°X ke LINUX pasti udah matang dikepala semenjak pertama kali
menulis cerita sejarah komputer untuk final paper kuliah.
Sekarang saatnya mencari tahu maksud judul “Pinguin Modern Anti-Hegemoni.”
Kalau memang suka petualangan pasti tidak sekedar asik dengan FB,
twitter, IRC-YM kan? Sekali dua kali pasti penasaran ingin mengetahui
tahu apa sih yang terjadi dibelahan dunia sana, dari mengupdate berita
terbaru Lady Gaga, sepakbola dunia, nyaksiin revolusi Jasmine di
Tunisia, sampai nonton pidato Obama waktu nerima Hu Jintao di White
House. Saya tidak tahu pasti situs berita favorit kalian, tapi ada
banyak alternatif untuk ngupdate dunia, mulai dari BBC, Guardian,
Reuters, Al-Jazeerah, Der-Spiegel or else. Kalau yang tidak akrab sama
bahasanya ‘bule’ bisa ngakses BBC-Indonesia, VOA-Indonesia or Kompas
INTL, gampang kok. Tapi yang paling seru buat kalian mungkin waktu
ngupdate hackers Anonymous-Anonops dengan serangan balasan ‘Payback’
DDoS ke Paypal, Visa, etc. Dari mengakses berita, blog komunitas,
you-tube sampai twitter. Pertanyaannya, waktu dunia lagi dihebohin sama
Payback atas isu wikileaks dan kasus penyimpangan sexual Julian Assange
sang hacker-jurnalis pendiri wikileaks yang pernah dipenjara karena
mengakses internet gratisan di Australia, ketemu gak satu berita seru
terkait LINUX?
Pinguin Keliling Dunia
Yup, presiden Rusia Vladimir Putin ngumumin ke pelosok jagad-raya
kalau Rusia ‘bakal jauh lebih dingin dari suhu biasa saat winter’ dengan
munculnya pinguin-pinguin dunia maya, alias Rusia bakal di LÄ°NUX-kan di
2015. Maksud presiden yang negaranya terkenal dengan hacker-hacker
tukang bobol bank-bank multinasional seperti CityBank ini, target 2015
sistem komputer institusi-istitusi Pemerintahan Rusia sudah menggunakan
LINUX sebagai produk open-source sementara langkah mengeliminir produk
closed-source dimulai tahun 2011 ini.
Terkait isu pinguin di Rusia, pasti seru ngebayangin pinguin merajalela
di negara beruang yang bahasanya jadi bahasa tersulit No. 3 di dunia
ini. Tapi keseruan ini bukan yang pertama kali, pasti tahu kalau
pemerintah India sudah sejak bertahun-tahun yang lalu menglinux-an
sistem komputer institusi-institusi negaranya. Sementara benuanya ‘Che
Guavara’ juga lagi dingin-dinginnya karena kunjungan pasukan pinguin
nyaris ngambil-hati pemerintah-pemerintah negara-negara Amerika Latin
yang punya sejarah kuat dengan sosialis-komunis itu.
Urusan pinguin di
Asia, kalian pasti udah paham, termasuk perkembangan open source di
Indonesia yang terus meningkat tiap tahun, dan program-program
perkenalan LINUX di benua super panas Afrika justru dimulai dari
aktivis-aktivis cyber asal Amerika dan Eropa.
Gerakan Open Source
Kenapa Linus nyiptain UNIX dan om RMS dengan gerakan GNU (General
Public Lisence) nya teriak-teriak soal piranti lunak merdeka? Apa karena
produk2 microsof mahal? Buang isi kepala kalian kalau masih didominasi
fikiran-fikiran ‘LINUX adalah produk kelas menegah kebawah’ hari ini.
Sekedar share pengalaman pribadi, kawan kuliah saya, sebut saja ‘si A’
adalah orang pertama yang motorin LINUX dikalangan mahasiwa UNAS,
khususnya kawan2 kelompok studi. Dia punya orangtua yang gk lain adalah
salahsatu pemilik rumah termewah dikawasan Pondok Gede yang toko-toko
kelontongnya menjelajahi kawasan Jakarta Timur. Setiap minggu biasanya
kawan-kawan mahasiswa numpang berenang dirumahnya karena ‘swimming-pool’
gratisan dan tiap bulan kawan-kawan ngedit buletin mahasiwa dikamar dia
yang superlengkap karena difasilitasin tiga komputer PC (satu untuk
design, satu untuk typing dan sisanya special pemprogaman buat yang mau
belajar). Ada lagi satu yang super-hebat, laptop super keren mirip
kepunyaan James Bond yg harganya ditaksir sekitar 20jt. So, gak ada
kisah kalau dia gk bisa beli software microsoft!!! Alasan kenapa doi
pakai Linux simple, ‘STOP HEGEMONÄ° MICROSOFT!!!’
Ada alasan yang super-relijius saya baca dari situs tetangga ‘Ilmu
pengetahuan dan produk-produknya adalah milik Allah karenanya dapat
diperoleh secara mudah dan dimanfaatkan secara bebas oleh segenap umat
manusia” satu jawaban yang sama kalau nanya pakar-pakar yang relijius
oriented ditanah air. Nah kalau yang ‘atheis’? Gak jauh kok, buat RMS
yang otaknya super-anarki, mendukung gay dan kalau main ke situs
pribadinya bakal nemu ban anti-FB -jiwa sang pemberontak yang menolak
hegemoni produk yang dihakciptakan kendaraan-kendaraan kapitalis ini-
“ketika suatu karya ketika dihakciptakan companies maka nilainya
termanipulasi dan menjadi tidak bebas.” Dengan alih berdiri diantara
kaum ‘tertindas’ RMS lewat GNU nya aktif dengan gerakan memerdekakan
piranti lunak yang artinya bebas dimodifikasi publik setelah si
penciptanya melisensikan GNU untuk karyanya.
Balik lagi bahwa cerita open source buat kalangan tertindas itu
cerita jaman dulu. kalau hari ini LÄ°NUX dipakai di Brazil, China, India,
sampai Rusia, negara-negara kaya yang pertumbuhan ekonominya melesat
dan menyaingi AS udah gak ada cerita LINUX dicintai karena ‘free.’
Tool Anti Hegemony dan Politik Modern
Dalam disiplin ilmu politik ada istilah ‘a politics of technology
development’ or ‘a technology development and political matter.’ Siapa
yang gk tahu kalau microsof nya Bill Gates adalah produk AS pasti gak
punya komputer dan TV dirumahnya. Gimana produk-produk AS mendominasi
pasar-pasar global dan politik luar negeri AS gak jauh-jauh dari politik
hegemoni bukan lagi statement ‘underground’ kalau kata ‘adik gue’:
“anak SD juga tahu.” Nah kalau negara-negara yang basicnya musuh-musuh
AS jaman dulu (musuh sekarang dalam arti pembangunan ekonomi-politik ya,
karena era perang udah beres waktu tembok Berlin Jerman roboh dan
pecahnya revolusi Islam di Iran, alias berakhirnya Cold War 1979) tetep
setia dengan ideologi kemasyaratan (Socialism oriented), melihat kalau
teknologi adalah salat satu ‘tool’ merefleksikan identitas mereka yang
anti-hegemoni (baca: AS) di era modern ini. Sesungguhnya mereka melihat
bahwa produk-produk opensource dibangun dengan nafas anti penguasaan
total, anti dominasi dan semangat pembebasan. Nah dari paparan ini
kalian pasti bisa ngambil kesimpulan kenapa kemudian negara-negara di
dunia bergerak menuju open-source.
Simple, cita-cita membangun dunia masa depan dengan sistem
multilateral adalah cita-cita menghancurkan kekuasaan hegemoni negara
adidaya (AS) dengan mengeliminir produk-produk semacam Microsoft, sama
dengan melawan hegemoni capital itu sendiri.
So berhasil sudah kita mengdissassembler kalimat ‘Pinguin Modern Anti
Hegemoni.’ Lompat-lompat kajiannya dari teknologi, politik sampai
ekonomi. Sekarang tinggal pinter-pinternya kalian make hex editor!!
Selamat membaca….
Nofia Fitri adalah lulusan mahasiswa Ilmu Politik Universitas
Nasional (Jakarta), saat ini studi master Ilmu Hubungan International
Eastern Mediterranean University (TRNC/TURKEY). Email di nofia.fitri
(at) yahoo (dot) com
sumber